Sebagian besar wilayah Bekasi adalah dataran rendah dengan bagian
selatan yang berbukit-bukit. Ketinggian lokasi antara 0 – 115 meter dan
kemiringan 0 – 250 meter.
Kabupaten Bekasi yang terletak di sebelah
Utara Propinsi Jawa Barat dengam mayoritas daerah merupakan dataran
rendah, 72% wilayah Kabupaten Bekasi berada pada ketinggian 0-25 meter
di atas permukaan air laut.
Berdasarkan karakteristik topografinya,
sebagian besar Kabupaten Bekasi masih memungkinkan untuk dikembangkan
untuk kegiatan budidaya,Terutama untuk budidaya ikan di tambak ataupun
untuk budidaya hewan domestik seperti ayam dan kambing.
Jenis tanah di
Kabupaten Bekasi diklasifikasikan dalam tujuh kelompok. Kelompok yang
paling layak untuk pengembangan pembangunan memiliki luas sekitar
16.682,25 Ha (81,25%), yang terdiri dari jenis asosiasi podsolik kuning
dan hidromorf kelabu; komplek latosol merah kekuningan, latosol coklat,
dan podsolik merah; aluvial kelabu tua; asosiasi glei humus dan alluvial
kelabu; dan asosiasi latosol merah, latosol coklat kemerahan, dan
laterit.
Klasifikasi cukup layak seluas 3.745,04 Ha (18,24%), terdiri
dari jenis tanah asosiasi alluvial kelabu dan alluvial coklat
kekelabuan. Sisanya sekitar 104,71 Ha (0,51%) dari jenis podsolik kuning
merupakan areal yang kurang layak untuk pembangunan.
Ditinjau dari tekstur tanahnya, sebagian besar wilayah ini memiliki
tekstur tanah halus sekitar 15.555,04 Ha (75,76%) dan bertekstur sedang
sekitar 4.755,21 Ha (23,16%) berada di sebelah utara dan sebelah selatan
yakni, sedangkan sisanya sekitar 221,75 Ha atau 1,08% bertekstur kasar
berada di sebelah barat. Tingkat kepekaan tanah terhadap erosi cukup
baik/stabil. Tingkat kepekaan ini diklasifikasikan tiga bagian yakni
stabil (tidak peka), peka, dan sangat peka. Sekitar 17.220,19 Ha
(83,87%) dari luas lahan merupakan lahan stabil yang layak untuk
dikembangkan untuk berbagai macam kegiatan perkotaan. Seluas 3.127,02 Ha
(15,23%) dari lahanya memiliki kondisi peka dan masih cukup layak untuk
dibangun. Sedangkan di bagian selatan, lahnnya sangat peka terhadap
erosi yakni sekitar 184,79 Ha (0,9%), kurang layak untuk dikembangkan.
Adanya beberapa sungai yang melewati wilayah Kabupaten Bekasi merupakan
potensi sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Di
Kabupaten Bekasi terdapat enam belas aliran sungai besar dengan lebar
berkisar antara 3 sampai 80 meter, yaitu sebagai berikut Sungai Citarum,
Sungai Bekasi, Sungai Cikarang, Sungai Ciherang, Sungai Belencong,
Sungai jambe, Sungai Sadang, Sungai Cikedokan, Sungai Ulu, Sungai
Cilemahabang, Sungai Cibeet, Sungai Cipamingkis, Sungai Siluman, Sungai
Serengseng, Sungai Sepak dan Sungai Jaeran.
Selain itu, terdapat 13 situ yang tersebar di beberapa kecamatan
dengan luas total 3 Ha sampai 40 Ha, yaitu Situ Tegal Abidin,
Bojongmangu, Bungur, Ceper, Cipagadungan, Cipalahar, Ciantra, Taman,
Burangkeng, Liang Maung, Cibeureum, Cilengsir, dan Binong. Saat ini
kebutuhan air di Kabupaten Bekasi dipenuhi dari 2 (dua) sumber, yaitu
air tanah dan air permukaan. Air tanah dimanfaatkan untuk pemukiman dan
sebagian industri.
Kondisi air tanah yang ada di wilayah Kabupaten
Bekasi sebagian besar merupakan air tanah dangkal yang berada pada
kedalaman 5 – 25 meter dari permukaan tanah, sedangkan air tanah dalam
pada umumnya didapat pada kedalaman antara 90 – 200 meter. Air
permukaan, seperti sungai, dimanfaatkan oleh PDAM untuk disalurkan
kepada konsumennya, baik permukiman maupun industri.(id.wikipedia.org)
Trimakasih informasinya, kapan saya mendapatkan informasi yang lebih dari ini misal sifat dan karakteristik tanah atau klasifikasi tanah di kab.bekasi ini
BalasHapusmas, ada peta topografi kabupaten bekasi tidak ?
BalasHapus