Dua kelompok itu adalah pemilih baru dan pemilih lama. Pemilih baru merupakan pemilih yang baru pertama kali memilih. Pemilih lama merupakan pemilih yang sudah pernah melakukan pemilihan atau pencoblosan.
Maka secara prinsip, yang harus anda lakukan adalah mendapatkan pemilih baru dan mempertahankan pemilih lama. Pengelolan untuk keduanya harus dilakukan secara berbeda karena memang karateristik dan pola pandang mereka berbeda.
Banyak diakui bahwa mempertahankan pemilih lama jauh lebih sukar dibandingkan meraih pemilih baru.
Bisa jadi pemilih baru tak perlu melihat bukti terlebih dahulu untuk tertarik pada program-program caleg yang ditawarkan. Lain halnya dengan pemilih lama. Pemilih lama tentu sudah memiliki pengalaman di pemilu sebelumnya. Bila ia pernah merasa tidak puas maka pemilih lama sangat mungkin akan berganti pilihan. Bila pernah dikecewakan oleh caleg, maka tidak memilih golput pun sudah sangat bagus.
Makanya, seorang caleg harus mempunyai masterplan. Ia punya visi yang jauh ke depan, mau kemana arah karir politiknya akan dibawa.
Hal yang mengkhawatirkan sekarang adalah ditemukan kekecewaan dari para pemilih dan mantan tim sukses/relawan kepada caleg yang pernah didukungnya. Hal ini karena sang caleg pada saat ketika ia menjabat sebagai anggota legislatif (aleg), ia tidak pandai mengelola dan memaintenance tim dan para pemilihnya.
Beberapa indikasinya mungkin bisa langsung disebutkan, antara lain :
- Aleg tidak bisa melakukan terobosan maksimal program-program yang diharapkan masyarakat sehingga tidak sesuai harapan.
- Tidak mampu membuktikan janji-janji politiknya selama masa jabatannya sebagai aleg
- Sudah menang, 'kacang lupa kulitnya' sehingga membiarkan orang-orang yang dulu pernah mensukseskannya karena terlena mengurus kepentingannya sendiri. Bayar utang bekas nyaleg, memperkaya diri, dikuasai kekuatan tersembunyi dibalik layar, dll.
Bukan hanya tidak memilih sang caleg, atau bukan hanya mengalihkan pilihannya ke caleg lain, tetapi ini bisa jadi bola salju yang membuat angka golput menjadi semakin bertambah. Ini tentu akan memperburuk iklim pemilu yang ada.
Saya berharap caleg di pemilu mendatang membuahkan kepuasan dihati semua masyarakat, baik tim sukses, relawan maupun yang memilihnya. Bila seorang caleg memuaskan 20 ribu masyarakat, misalnya, tentu ini peluang besar yang membuat caleg bisa menang kembali di pemilu mendatang.
Baca juga artikel terkait berikut ini :
-------------------------------
6 Jenis Pemilih Anda Berbeda-beda Levelnya
-------------------------------
Bagaimana Membangun Tim Sukses Jalur Bawah Yang Hebat Dan Mampu Menjamin Kemenangan Pemilu
-------------------------------
Inilah Kemampuan Yang Harus di Asah di Tim Pemenangan Jalur Bawah Untuk Menciptakan Pemenangan Yang Efektif!
-------------------------------
Semoga Bermanfaat.
Hormat Saya
Sunaryo Saripudin S.Pd.*
*Ketua Tim Sukses CALEG pemilu 2009,
mendapat suara paling banyak di partai (25% suara partai)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar