Sabtu, 13 Januari 2018

7 Ciri Aleg Bumerang Partai

Bekasi harus maju dan punya perwakilan yang berkualitas di legislatif. Kemajuan daerah jangan sampai di jejali oknum wakil-wakil rakyat yang target tersembunyi mereka adalah membidik peluang besar karena Kab Bekasi sedang pesat-pesatnya membangun menjadi kota Industri terbesar yang pasti banyak kuehnya.

Siapa yang tidak manjur telunjuknya saat punya jengkol. (Siapa yang tidak takut kepada orang yang berkuasa/punya jabatan?) Pengusaha sebagai pelaku usaha tentu ingin proyek-proyeknya jalan dan lancar tanpa kendala perijinan maupun kendala lapangan. Maka mau tak mau harus mendekati satu atau beberapa di antara mereka yang bisa diandalkan untuk mempengaruhi kebijakan atau setidaknya menjadi media perantara kepada pemangku kebijakan. 

Maka disinilah celah wakil rakyat untuk melancarkan rencana usahanya. Lobi-lobi akan terjadi untuk membangun hubungan saling menguntungkan. Maka bagaimana hubungan ini jangan sampai tertangkap radar atau di kemudian hari terjadi masalah hukum dan mencuat kepermukaan menjadi petaka buat para wakil rakyat. Maka dengan sangat hati-hati kesepakatanpun terjadi. Wakil rakyat aman, pengusaha lancar. 

Selama dampaknya tidak berpotensi menimbulkan kasus hukum mungkin sepintas tidak masalah. Mereka terus memetik dan memanen. Tapi ia lupa bahwa sudah menyaingin warga dan orang yang di wakilinya untuk bisa usaha. Bahkan mungkin ia bersaing dengan orang yang dulu menjadi tim pemenangannya. Jiwa serakah memang akan menghancurkan pelakuknya di ujung cerita. Tentu diam-diam mereka yang tersingkirkan tidak akan diam, perlahan mengabarkan keburukkan dan perilaku sang wakil rakyat. Bukan hanya itu, pemilu akan menjadi ajang tepat untuk mebenamkan sang wakil tersebut supaya kalah di pemilu mendatang, bahkan merembet kepada partai dimana ia berada.

Peristiwa yang digambarkan, jangan sampai terjadi kepada caleg-caleg di Kabupaten Bekasi.

Berikut 7 Ciri caleg Bumerang Partai :
  1. Setelah menang tak lagi turun ke masyarakat
  2. Melupakan tim yang pernah memenangkannya di pileg
  3. Banyak janji yang tak ditunaikan
  4. Hilang setelah menang dan datang kembali setelah dekat pemilu
  5. Bersaing berebut peluang bisnis di lapangan
  6. Dangkal pengetahuan, lemah kualitas
  7. Citra yang kontra produktif di masyarakat
Bila ada wakil rakyat yang memiliki 7 ciri tersebut maka partai harus hati-hati. Buat apa mempertahankan orang semacam itu. Orang tidak mungkin protes, tapi ia akan protes di pemilu. Partai juga tak perlu merasa hebat dan pengurusnya dianggap loyal, sekarang masyarakat sudah cerdas, info sangat terbuka karena keberadaan internet, maka cukuplah kemusnahan partai-partai besar dari pemilu ke-pemilu menjadi pelajaran.

Partai harus mulai menjalin hubungan interpersonal dengan warga, bukan melulu mengurus kepentingan partai. Mulai menghasilkan banyak karya darpiada pencitraan. Sentuhan program ril, kepedulian dan kemudian menjaganya supaya tetap konsisten sepertinya obat bagi masyarakat yang apatis terhadap politisi, dan partai. Masyarakat tidak mencoblos bukan karena anti pemilu karena bisa jadi apatis kepada politik, partai dan kandidatnya.

Masyarakat juga harus dingatkan untuk terus mengawasi wakil-wakil yang sedang menjabat supaya benar-benar menjalankan fungsinya. Bila sudah tidak berpihak kepada rakyat, bila kualitasnya dianggap jongkok dan payah, bila setelah naik hanya ngurusin usaha dan usahanya saja memperkaya diri sendiri lebih tepat mereka jangan sampai naik kembali. 

Masyarakat punya kuasa. Kuasa rakyat ada pada suara di ruang pemilihan. Akan kemana suara dirinya di arahkan. Inilah kekuatannya. Jangan sampai kekuatan ini dimanfaatkan untuk segelintir oknum-oknum yang hendak menggali keuntungan dan menanen peluang di kab Bekasi. 

Masyarakatlah yang harus memanen. Maka caranya bangun kekuatan suara. Mengenai siapa yang akan di pilih perlu musyawarah dan kemitmen dengan yang akan kita jadikan sebagai wakil. Jadi jelas, ada konsituen ril yang harus mereka dengar, perjuangkan dan majukan disamping tugas besarnya sebagai wakl rakyat yang menjalankan fungsi-fungsi legislatif.

Semoga ini menjadi pemantik untuk perubahan dan perbaikan Kabupaten Bekasi. Wakil rakyat yang punya idealisme dan kualitas serta garis perjuangan yang jelas untuk rakyat Bekasi semoga tetap mempertahan diri sambil mengingatkan kepada oknum-oknum yang memiliki 7 ciri aleg yang menjadi bumerang partai. Karena jika dibiarkan jangan wakil rakyatnya yang berakhir jabatannya, bahkan partainya pun bisa jadi punah.

Silahkan Share Tulisan Ini
Mungkin rekan2 Anda Memerlukannya

Penulis 
Sunaryo Saripudin

Direktur Eksekutif JSMI



Tidak ada komentar:

Posting Komentar