Rabu, 22 Desember 2010

Kebenaran yang Tidak Terorganisir Dapat Dikalahkan Oleh Kejahatan yang Terorganisir

Oleh : Sunaryo Saripudin S.Pd*

Kebenaran yang Tidak Terorganisir Dapat
Dikalahkan Oleh Kejahatan yang Terorganisir
Untaian kata bijak pada judul diatas merupakan nasehat yang harus serius dijadikan pegangan bagi setiap individu yang bergerak direl kebenaran. Mengingat begitu kuatnya ketidak benaran bersatu untuk meluluh lantahkan siapapun yang membuat mereka terganggu.

Juga bagi yang merasa sudah menjadi sebuah tim padahal tidak lebih hanya sekumpulan orang-orang tanpa makna. Orang-orang yang sama yang sering berkumpul belum tentu mereka sebuah tim yang terorganisir sampai mereka punya tujuan yang sama dengan kegiatan yang terkoordinasi menuju tujuan tersebut.

Perubahan kearah lebih baik akan sangat berat jika dipikul sendiri. Karenanya diperlukan sebuah tim. Tim yang bukan hanya asal-asalan melainkan tim yang solid bermental berani dan punya kemampuan.

Seluruh Tim harus siap Memimpin dan siap dipimpin. Punya kemampuan memimpin dan punya kemampuan dipimpin. Sebuah tim atau organisasi yang terorganisir dengan baik akan sangat sulit untuk dipatahkan oleh lawan.

Begitupun bagi mereka yang menceburkan dirinya dalam kancah dakwah tentu ungkapan singat namun padat di atas perlu perhatian serius. Dakwah ini penuh tantangan dan rintangan yang kadang sangat berat. Bisa jadi serangan dan usaha menghentikkan dakwah datang dari berbagai arah.

Kita tidak heran dengan adanya peristiwa kalangan tertentu berusaha keras untuk menjadikan salah satu organisasi dakwah jadi bubar atau dibekukan. Tidak heran pula media justru membentuk opini publik dengan fakta sebaliknya yang mengarah kepada fitnah yang sangat memojokkan.

Jika sebuah program dakwah untuk perubahan dilakukan secara terorganisir dengan baik dengan segala antisipasi dari berbagai kendala yang muncul maka bisa dipastikan dakwah akan berjalan sesuai dengan rencana.

Saya melihat ada beberapa unsur yang perlu dibangun didalam sebuah tim agar hubungan antar individu berjalan harmonis tanpa gesekan serta dapat bergerak menuju tujuan yang telah ditetapkan, yaitu : Paham Visi-Misi, Semangat, Optimis, Toleransi, Bertanggung Jawab, Komitmen, Konsisten, Loyal, Husnudzan, Sadar Peran.

Mungkin diantara 10 hal yang disebutkan tadi ada yang harus dilengkapi namun setidaknya dengan pemahaman dan penerapan kesemua itu akan terbentuk sebuah organisasi yang solid.

Dilema Kepemimpinan
Ada sebuah dilema yang menggoda saya untuk beropini, khususnya melihat pola kepemimpinan antara pemimpin dan yang dipimpin. Organisasi yang baik menurut sepengetahuan saya hingga saat ini adalah pemimpin memimpin dan pengikut mengikuti. Ilmu ini saya dapat dari K.H. Abdullah Gymnastiar ketika saya masih menjadi santri karya di Pondok Pesantren Daarut Tauhiid Bandung.

Saya ingin mengambil sebuah contoh kepemimpinan di pemerintahan kabupaten. Anda boleh tidak setuju dengan opini saya ini namun diharapkan Anda terbuka untuk membaca dan mendiskusikannya.

Pemerintahan Kabupaten dipimpin oleh Bupati yang dipilih lewat pemilihan umum. Bupati ini menjalankan pemerintahan diantaranya dengan memberikan Intruksi kepada para pejabat dibawahnya semisal Kepala Dinas.

Dinas-dinas tersebut merupakan sebuah sistem yang sudah ada sebelum Bupati terpilih. Bupati punya jabatan hanya lima tahun sementara Kepala Dinas bisa lebih dari itu sebelum dimutasi. Jadi Bupati harus memimpin sebuah sistem yang sudah ada. Tentu akan sangat mudah dilakukan jika sistem itu amanah dan jauh dari KKN ditambah mereka setuju dengan duduknya sang Bupati. Tetapi bagaimana jika sebaliknya???? Ini tentu PR besarrrr dan berat buat sang Bupati!!


Dua Pilar Penentu Kepemimpin
Kekuatan kepemimpinan seorang Bupati secara internal di pemerintahan ditentukan oleh dua pilar yaitu kekuatan legislatif yang siap mendukungnya dan loyalitas dinas-dinas dalam melaksanakan setiap Instruksi.

Jika dua kekuatan besar ini berbalik kontra produktif kepada Bupati maka proses kepemimpinan tentu tidak akan berjalan. Atau dengan kata lain jalannya pemerintahan tidak akan sesuai dengan harapan bahkan bisa jadi meskipun tidak secara terang-terangan mengakui, membuat malu partainya dan partai pendukung, kader, dan simpatisan yang mengusungnya. Noda-noda selama kepemimpinan akan menjadi ladang empuk untuk membentuk citra buruk khusunya oleh pihak-pihak dan media yang tidak harmonis dengan Bupati.

Dari segi legislatif maka untuk memudahkan proses pemerintahan diperlukan jumlah legislatif mayoritas yang mendukung. Program pemerintahan tentu akan lebih mudah dijalankan jika sejalan dengan legislatif. Jika legislatif pendukung Bupati adalah minoritas maka bisa saja Laporan Pertanggung Jawaban Bupati tidak diterima dengan alasan tertentu yang mungkin saja secara tidak langsung untuk menjatuhkan Bupati.

Dari segi "Dinas" maka untuk memudahkan proses pemerintahan diperlukan Kepala Dinas dan Jajarannya yang Loyal dan patuh terhadap Intruksi Bupati. Disini perlu keberanian dan ketegasan Bupati. Bisa saja terjadi ABS (asal bapak senang) padahal muncul dipermukaan saja sementara dibelakang diam-diam membentuk citra negatif Bupati bahkan ingin menjatuhkan.

Tidak bisa dibayangkan bagaimana pesatnya kemajuan kabupaten bekasi jika pemimpinnya didukung oleh legistalif yang berani prorakyat dan Dinas-dinas yang loyal dan patuh intruksi Bupati.

Membangun Kekuatan Eksternal
Selain dua pilar yang telah disebutkan di atas sebenarya ada kekuatan-kekuatan eksternal yang perlu dibangun yaitu kekuatan jaringan, kekuatan LSM, Kekuatan Media.

Pertama : Jaringan
Jaringan bisa berupa tokoh-tokoh masyarakat atau simpul-simpul masyarakat (orang berpengaruh), kelompok masyarakat atau organisasi dan orang perorang.

Jaringan ini bisa dibentuk salah-satunya melalui pemberdayaan ekonomi. Bisa jadi jika seseorang perutnya kenyang ia akan loyal. Yang sangat mudah adalah membina dan memberdayakan pihak-pihak-perorangan maupun kelompok-yang mendukung Bupati saat pemenangan pemilu. Bisa lewat kader partai, Tim sukses eksternal partai, dan jaringan pribadi bupati sendiri. Jika tim-tim ini dimaintenance hasilnya akan dahsyat.

Tidak jarang para tim sukses gigit jari bahkan sakit hati dilupakan oleh mereka yang sudah menang pemilu. Maka tidak heran jika pada pemilu berikutnya mereka menjadi pihak-pihak yang gigih berbalik untuk mengagalkan baik kepada orang maupun partai yang membuat mereka sakit hati. Ini tentu harus di antisipasi.

Kedua : LSM
Saat ini LSM sangat didengar oleh banyak pihak. Keberadaan LSM sangat berguna sebagai lembaga kontrol independen bagi jalannya program-program yang dilakukan oleh pemerintahan. Jika satu Dinas dikontrol oleh 20 LSM, misalnya, maka program-program pembangunan kemungkinan besar berjalan lancar. Tentu LSM yang bagaimana dulu?

Jangankan 20 LSM, satu LSM saja jika LSM itu pantang dibungkam recehan (bukan LSM Paogah) bisa jadi sangat efektif. Yang disesalkan adalah jika Ada LSM paogah.
Banyak kasus korupsi, kasus proyek pembangunan yang tidak sesuai spesifikasinya dapat diidentifikasi oleh LSM. Ketajaman kontrol LSM patut dibanggakan dan ini tentu angin segar untuk terwujudnya pemerintahan yang bersih dari KKN.

Saya mungkin hanya mengira-ngira. Ada satu hal yang merupakan pekerjaan rumah buat LSM yang sulit dibuktikan untuk mengungkap sebuah kasus suap. Saya menyenyebutnya "Ada tapi tidak ada, terjadi tapi tidak terjadi". Mungkin anda bingung memahami maksudnya.

Maksudnya begini, misalnya, saya memiliki kewenangan untuk meloloskan atau mengagalkan seseorang untuk menjadi pegawai PNS. Tiba-tiba ada seseorang yang datang dan menawarkan uang 100 juta kepada saya agar anaknya diterima menjadi PNS. Saya pun mau menerimanya.

Dalam serah terima uang itu saya tidak mau pakai kwitansi apalagi tanda tangan segala. Orang tersebut ternyata sepakat. Saya beri penjelasan kepada orang tersebut ,”Silahkan anak bapak mengikuti proses normal seperti yang lain seakan-akan ikut tes seleksi, tapi tidak usah khawatir anak bapak pasti diterima jadi PNS,”. Singkat cerita anaknya jadi PNS berkat seratus juta itu.

Kejadian seperti ini dan sejenisnya walaupun isunya kencang dan akan diajukan secara hukum namun karena tidak ada bukti plus pihak penyogok tidak mau jadi saksi ya...beres dech..aman buanget ya.

Untuk peristiwa seperti ini, yang tidak bisa diproses oleh hukum dunia mungkin perlu ingat ini : “Orang yang disuap dan yang menyuap keduanya masuk neraka”.

Kekuatan Media :
Dijaman informasi ini media memiliki peran penting untuk membangun opini dan membentuk citra. Karenanya bagi Bupati keberadaan media sangat penting. Dalam hal ini ada dua hal yang bisa dilakukan. Membangun berbagai media dan membangun kemitraan yang baik dengan berbagai media lain.

Jika media adalah milik sendiri maka akan sangat mudah untuk memuat berita-berita positif atau membangun opini dan citra. Untuk sebagian media milik orang lain bisa jadi harus menjalin hubungan mutualisme terlebih dahulu supaya pemberitaannya tidak kontra produktif.

Jika ada prestasi pemerintah yang telah diraih maka media-lah yang menjadi corong untuk menyebarkan informasi itu kepada masyarakat. Baik dan buruknya Citra akan sangat mungkin bisa dibentuk oleh media. Karenanya media adalah lahan yang harus mejadi perhatian serius untuk dibangun.

Apabila Anda mengupas buku.......
maka akan melihat sangat jelas begitu hebatnya kekuatan media bagi kemenangan Barack Obama. Obama begitu piawai memanfaatkan media sehingga benar-benar menjadikan dirinya sangat mulus melenggang ke Gedung Putih meskipun mengalahkan musuhnya yang nyata-nyata sudah punya pengaruh kuat dan berpengalaman dalam politik.

*Ketua Tim Sukses Dapil I Pemenangan PKS dan Ir. Budiyanto pada Pemilu 9 April 2009 ; Kepala Divisi Education Centre - Budiyanto Solution Centre (BSC) ; Ketua Umum Yayasan TOGA CIPUTRA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar