Minggu, 30 Januari 2011

400 Juta Untuk Baju Dinas Bupati Bekasi

Minggu, 05 Desember 2010 | 19:41 WIB

KlikM, Bekasi - Selain mendapatkan fasilitas mewah, ternyata Bupati Bekasi juga mendapat jatah APBD yang lumayan besar. Anggaran untuk operasional mencapai Rp811 miliar, itu belum termasuk anggaran tidak langsung yang nilainya fantantis dan beberapa diantaranya terkesan tidak realistis atau berlebihan.

Misalnya, untuk baju dinas mendapat alokasi Rp400 juta. Anggaran untuk operasional kerumahtanggan sebesar Rp1,79 miliar, fasilitas penerimaan tamu Rp200 juta, biaya pengamanan dan pengawalan Rp470 juta, pemeliharaan rutin rumah dinas Bupati, Wakil Bupati dan Sekda mencapai Rp1,649 miliar.

Pengadaan mobil dinas baru untuk Bupati dan beberapa pejabat lainnya sebesar Rp10 miliar. Belum termasuk biaya makan minum rapat dan komunikasi yang semuanya ditanggung oleh APBD. Sedangkan pos lain yang menyedot anggaran besar adalah Sekretaris Daerah, yang mencapai Rp436 miliar.

Alokasi yang lumayan besar tersebut tentu saja tidak sebanding dengan komposisi anggaran untuk belanja publik, yang nota benenya adalah untuk kepentingan rakyat Kabupaten Bekasi yang hanya mendapat 48 persen dari APBD Kabupaten Bekasi 2011.

Anggota Panitia Anggaran DPRD Kabupaten Bekasi, Budhiyanto mengakui bahwa anggaran untuk kepentingan publik hanya 48 persen belum ideal. Menurutnya, pos belanja tidak langsung menyedot anggaran yang cukup besar, sehingga mengurangi jatah untuk belanja langsung. Menurut Budhiyanto, hal ini disebabkan karena birokrasi di Pemda Kabupaten Bekasi sangat gemuk dan merupakan pengeluaran rutin yang tetap setiap tahun.

Menurut Budhiyanto, pos yang paling besar adalah untuk gaji pegawai dan belanja rutin kebutuhan kantor. Dia mencontohkan misalnya tunjangan guru di Kabupaten Bekasi di luar gaji sebesar Rp800 ribu perorang setiap bulan, padahal di daerah lain cuma Rp200 - 300 ribu. Biaya pembelian peralatan dan kebutuhan kantor juga menyedot anggaran yang lumayan besar, meskipun kecil namun jika ditotal nilainya signifikan. Belum lagi banyaknya mata anggaran yang sebenarnya tidak tepat sasaran.

"Kita akui jika komposisi APBD 2011 memang belum maksimal, idealnya belanja langsung harus lebih besar ketimbang belanja tidak langsung," ujar politisi asal PKS tersebut.

Hal ini menurut Budhiyanto disebabkan karena minimnya kualitas Sumber Daya Manusia di DPRD yang tidak bisa secara teliti mencermati dan mengkritisi mata anggaran untuk biaya tidak langsung. Pasalnya, kebanyakan anggota dewan pada saat pembahasan APBD lebih fokus mengawal belanja langsung, yang biasanya merupakan aspirasi dari konsituennya.

"Kita di DPRD fokus pada alokasi belanja publik yang merupakan aspirasi masyarakat. Sehingga kita tidak terlalu teliti mencermati belanja tidak langsung," kelitnya.

Namun dia berjanji akan melakukan evaluasi terkait dengan anggaran eksekutif, termasuk adalah melakukan efesiensi dan pemangkasan anggaran yang tidak penting. Dia mengatakan, bahwa kebutuhan belanja daerah Kabupaten Bekasi sangat besar mengingat jumlah pegawai yang sangat banyak, dan luasnya wilayah. Salah satu cara untuk menyeimbangkan anggaran langsung dan tidak langsung adalah dengan mengenjot Pendapatan Daerah, baik yang berasal dari PAD maupun dari bantuan provinsi dan bantuan dari Pemerintah Pusat.

"Nanti pada saat pembahasan ABT semua akan dialokasikan untuk belanja langsung, sehingga jika ditotal keseluruhan dalam satu tahun akan lebih besar dari belanja tidak langsung," pungkasnya. (DBA)

Sumber:
http://klikm.net/read/3506/anggaran-gemuk-bupati--dewan-akui-kurang-teliti-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar