PESATNYA berbagai derap pembangunan di Kabupaten Bekasi membawa
dampak ‘udara’ yang semakin panas. Wilayah Kecamatan Setu misalnya, yang
dulu terkenal sebagai daerah yang asri, sejuk dan hijau, kini sudah
mulai terasa ‘kering’.
Beberapa lahan perkebunan yang selama ini
menghiasi wilayah ini, berubah menjadi wilayah permukiman dengan
berdirinya beberapa kawasan perumahan.
Wilayah Kecamatan Setu yang
luasnya 6.612 hektar, saat ini masih memiliki 1.506 hektar sawah,
dengan luas darat sekitar 4.710 hektar. Padahal beberapa tahun
sebelumnya, jumlah areal persawahan masih sekitar 3.000-an hektar atau
imbang antara luas darat dan persawahan.
Beberapa lokasi perumahan
yang kini merambah Setu, sebagian besar memang mencaplok lahan sawah
dan darat. Jadi jangan heran, jika Setu yang dulu terkenal dengan buah
duriannya itu, bahkan sampai dibuatkan tanda berupa tugu berlambang
pohon durian di perempat jalan kecamatan, kini sudah tak pantas lagi
menyandang daerah khas durian. Betapa tidak, pohon durian kini sulit
ditemui di daerah ini. Kalau pun masih ada kini bisa dihitung dengan
jari.
Sebagai dampak dari perkembangan wilayah, termasuk
kemungkinan bakal semakin banyaknya pengembang perumahan berekspansi ke
Setu, memang jangan berharap lagi beberapa puluh tahun ke depan kita
mendapatkan wilayah Setu yang asri dan sejuk seperti beberapa tahun
sebelumnya.
Bertahun-tahun memiliki wilayah yang penuh dengan
pepohonan, Setu sebelumnya memang hampir-hampir tak mengalami banjir .
Ini antara lain karena daerah resapan air cukup banyak di wilayah ini.
HARUS DIHADAPI
“Konsekuensi
perkembangan wilayah, memang harus dihadapi,” ungkap Camat Setu, Drs H
Beni Saputra, mengomentari wilayah Setu yang mulai berkembang menjadi
perumahan.
Persoalan yang harus dihadapi, sebut camat, antara lain
dengan serius mengamati berbagai kelengkapan perizinan yang diajukan
pengembang, termasuk salah satunya peil banjir, serta tersedianya
fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum) yang sesuai dengan
site-plan (rencana tapak).
Sesuai dengan Rencana Tata Ruang dan
Wilayah Kecamatan Setu, wilayah ini juga memang dimungkinkan untuk
terbukanya industri non polusi dan permukiman. Jadi dengan demikian,
kemungkinan akan adanya ‘penggusuran’ wilayah yang semula sawah atau
perkebunan, sangat mungkin akan terjadi.
Wilayah Kecamatan Setu yang
berbatasan dengan Bogor dan Kota Bekasi, memang cukup strategis untuk
diincar para pengembang perumahan, termasuk juga kalangan industri. Di
wilayah Kecamatan Setu, saat ini saja terdapat sebelas kawasan perumahan
dari berbagai pengembang.
Dengan gambaran seperti itu, kita bisa
membayangkan, bagaimana 10 atau 20 tahun ke depan wilayah ini, mulai
dari kemacetan, sampah dan juga banjir.
Seiring dengan
perkembangan wilayah, Setu saat ini termasuk wilayah yang mendapatkan
prioritas pembangunan. Sebelumnya, pembangunan di Kabupaten Bekasi
memang tersebar merata di berbagai wilayah. Namun kini, sebut Beni
Saputra, Kecamatan Setu mendapat prioritas pembangunan.
Prioritas
itu, antara lain karena wilayah Kecamatan Setu yang memang lumayan luas
dan juga tengah berkembang demikian pesat. Beberapa proyek pembangunan
yang tengah diprioritaskan, sebut camat, antara lain pembangunan jalan
antarkecamatan, baik antara kecamatan Setu – Cileungsi (Bogor) dan Setu –
Bantargebang (Kota Bekasi).
Sumber : http://poskotanews.com/2012/10/27/persawahan-kini-sudah-jadi-perumahan/
Catatan :
Meskipun artikel ini di muat 2 tahu lalu, Sabtu, 27 Oktober 2012 07:25:37 WIB, semoga ada manfaat yang bisa di ambil.
keren artikelnya..sgt menambah wawasan...
BalasHapus**INFO PINJAMAN UANG**
BalasHapushttp://pinjamanuangjaminanbpkbmobilbekasi.blogspot.com/
mau pinjam uang jaminan bpkb mobil / motor utk anda yg tinggal dibekasi bisa. mobil thn 96 up, motor thn 2006 up..hub fikri : 021.95000.337, 021.95000.650 jam 08.00 sd 22.00